PERMASALAHAN DI INDONESIA TAHUN 2016
I . PERMASALAHAN
1. 1. Masalah Indonesia Jelang
Olimpiade 2016
Persiapan kontingen Indonesia menuju ajang Olimpiade 2016, masih terus
dilakukan. Beberapa atlet dari cabang olahraga (cabor) sudah berhasil lolos ke
putaran final yang akan digelar di Rio de Janeiro, Brasil, mulai tanggal 5
hingga 21 Agustus 2016 mendatang.
Lima bulan jelang Olimpiade, Chief de Mission (CdM) Olimpiade 2016, Raja
Sapta Oktohari, beserta timnya, kini dihadapkan pada segudang permasalahan.
Salah satunya tentu masalah dana. Dana yang dibutuhkan Rp 51.000.000.000
Sadar akan kesulitan yang dihadapi, Oktohari yang juga menjabat sebagai
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), mengaku akan meminta
dukungan sponsorship dari beberapa perusahaan di Indonesia.
Di sisi lain, permasalahan minimnya jumlah kuota kontingen yang diberikan
penyelenggara, harus diselesaikan oleh pihak KOI dan CdM. Sebab, tidak semua
ofisial cabor bisa ikut serta masuk dalam venue di Olimpiade nanti.
Dodi menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih berusaha untuk bisa
mendorong agar para ofisial cabor bisa mendampingi atletnya di Olimpade. Sebab,
ofisial adalah faktor penting keberhasilan setiap atlet dalam suatu
pertandingan.
Dodi juga mengatakan, rasio jumlah kontingen yang bisa berangkat ke Brasil
adalah setengah dari jumlah atlet yang ikut serta dalam pertandingan.
"Soal kuota kontingen, kita masih berusaha untuk mengikutsertakan.
Karena, tidak mungkin atlet bertanding tanpa pelatih atau fisioterapis,"
ujar Dodi.
"Tapi, aturan inilah yang diberlakukan penyelenggara di sana. Kita
tetap mendorong agar ofisial ini bisa ikut semuanya. Berarti, kalau ofisial
tidak bisa masuk (venue pertandingan) kita harus menyediakan tiket. Hal ini lah
yang sampai saat ini masih kita usahakan," tutur Dodi.
2.
MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA
Pendidikan
menjadi salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Sayangnya, pendidikan di
Indonesia masih belum merata dan membutuhkan peningkatan kualitas.
Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 akan sangat berdampak untuk pendidikan di
indonesia, khususnya tahun 2016. Motivator dan trainer pendidikan, Namin AB
Ibnu Solihin menyebutkan, ada permasalahan pendidikan yang masih dihadapi di
Indonesia.
"Masalah
pertama adalah kurikulum. Sebenarnya pergantian kurikulum itu perlu karena
merupakan inovasi dari kurikulum sebelumnya," ujarnya saat menjadi
pembicara di Indonesia Youth Conference (IYC) 2015.
Namin
berpendapat, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bagus, namun sistem
penilaiannya rumit. Selain itu, CEO gurubicara.com ini juga menyayangkan
dihapuskannya pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada kurikulum
2013.
"Padahal
menghadapi MEA itu keterampilan menggunakan teknologi sangat penting. Sehingga
saya sendiri akan menyetujui diberlakukannya kurikulum 2013, tentunya dngan
beeberapa perbaikan," lanjutnya.
Permasalahan
berikutnya, yakni guru. Menurut dia, guru merupakan ujung tombak pendidikan.
Tetapi, saat ini guru minim mendapatkan pelatihan yang aplikatif dan
berkualitas.
"Guru
banyak yang masih mengajar pakai cara zaman dahulu, padahal sekarang sudah
zaman digital. Ditambah siswa yang dihadapinya lahir di zaman digital. Praktik
mengajar seperti ini kebanyakan terjadi di sekolah-sekolah negeri. Bahkan,
kepala sekolahnya sendiri banyak yang usinya tua, dan sudah hampir
pensiun," tuturnya.
3. Peluang untuk digulirkannya ISL tertutup pada tahun ini, PSSI pun
memaklumi inisiatif klub tentang ISC.
PSSI
sempat merencanakan untuk menggulirkan Indonesia Super League seiring dengan
ditolaknya kasasi Kemenpora oleh Mahkamah Agung. Tapi, rencana PSSI tak
sesederhana itu bisa dijalankan.
Indonesia
Soccer Championship sudah terlanjur dirancang lewat inisiatif klub anggota PSSI
yang mendambakan sepakbola kembali bergulir. Perencanaan ISC yang dioperatori
oleh PT Gelora Trisula Semesta pun sudah matang dan akan bergulir pada akhir
April ini.
"Karena
kepentingan implementasi sponsor dan hal lain sebagainya, maka sudah tidak
mungkin untuk hal itu," ucap Joko Driyono selaku CEO GTS, tentang mengubah
ISC menjadi ISL.
zwan
Karim selaku sekjend PSSI pun merespons hal tersebut dengan menegaskan bahwa
PSSI sepenuhnya mendukung keinginan klub yang menginginkan adanya kegiatan
sepakbola. Sehingga, merelakan ISL kemungkinan baru kembali digeber 2017 nanti.
"Kita
kembalikan ke Komek (Komite Eksekutif) dan Ketum (Ketua Umum). Pak
La Nyalla juga sudah tahu. ISC ini kan keinginan anggota, PSSI itu
intinya kan anggota. Anggota melihat ini (ISC) sebagai kesempatan untuk
menggulirkan lagi sepakbola.
"Iya
menjadi ISL 2017. Gak ada masalah," tambahnya menegaskan.
II . LATAR BELAKANG
1. 1. Masalah Indonesia Jelang
Olimpiade 2016
Ditemui dalam sesi temu awak media
di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Kamis 10 Maret 2016, Oktohari
beserta Sekretaris Jenderal KOI, Dodi Iswandi, mengakui jika pihaknya masih
terkendala permasalahan dana.
"Kalau soal dana, sebenarnya kita membutuhkan dana Rp51 miliar dan itu
kita sudah kasih pengajuannya ke Kemenpora. Sampai saat ini kita masih menunggu
kabar dari Kemenpora, semoga kita dapat kabar dari Kemenpora minggu
depan," kata Oktohari kepada Wartawan.
2.
MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang
sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses
perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari
melakukan pembenahan internal kondisi perekonomian disuatu negara bahkan
sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat
memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor
sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan
teknologi, faktor budaya dan faktor daya modal. Lalu, jika melihat
bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih
belum dapat dimaksimalkan untuk itu Indonesia. Faktor terpenting adalah
pendidikan.
3.
Peluang untuk digulirkannya ISL
tertutup pada tahun ini, PSSI pun memaklumi inisiatif klub tentang ISC.
Klub-klub profesional Indonesia tak mempermasalahkan perubahan
nama Indonesia Soccer Championship (ISC) menjadi Indonesia Super League (ISL)
pada 2016 ini. Yang terpenting bagi klub, segera bergulir kembali liga atau
kompetisi reguler yang setahun vakum seiring pembekuan PSSI. Tetapi pemerintah
dengan PSSI masih berumusuhan untuk menguasain kekuasaan sepak bola di
indonesia. Sehingga membuat liga atau kompetisi regular menjadi berhenti.
III .
Solusi Menurut Penulis
1. Masalah
Indonesia Jelang Olimpiade 2016
Sebaiknya jangan hanya meminta dukungan dari beberapa perusahaan, tapi dari
teman-teman di seluruh Indonesia dan pemerintah (kemenpora) juga harus membantu
memberikan dana. Ini kan kebutuhan kita untuk mendukung para atlet untuk
mengibarkan Merah Putih di Olimpiade
2.
MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA
Harus ada perbaikan atau revisi di kurikulum 2013
dengan menambahkan pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sehingga
semua siswa/i bisa memahami dan menggunakan teknologi zaman sekarang ini. Lalu
guru pun juga harus mempunyai skill aplikatif untuk menggunakan teknologi
minimal harus bisa menggunakan proyektor untuk mengajar siswa/i.
Ketiga,
kata Naiman, budaya literasi di kalangan guru masih sangat lemah. Sedangkan
permasalahan keempat buku teks pelajaran yang digunakan masih lower order
thinking skill (LOTS).
"Misalnya,
membahas tentang sunat. Buku di Indonesia masih sekadar membahas apa itu sunat.
Padahal kalau buku di luar negeri sampai detail membahas siapa orang pertama yang
disunat dan sebagainya," tandas pria yang pernah menjadi guru lebih dari
10 tahun tersebut.
3.
Peluang untuk digulirkannya ISL
tertutup pada tahun ini, PSSI pun memaklumi inisiatif klub tentang ISC.
Sebaiknya PSSI
dengan Pemerintah (kemenpora) harus bersikap bijaksana dan saling membagi
kekuasaan sehingga tidak menggangu kompetisi sepak bola di Indonesia. Jika bisa
saling bersatu untuk membangun sepak bola di indonesia, sehingga tidak ada
intimidasi lagi.