Rabu, 25 Mei 2016

TUGAS BAHASA INDONESIA 2 ( PERMASALAHAN DI INDONESIA, LATAR BELAKANG, SOLUSI)



PERMASALAHAN DI INDONESIA TAHUN 2016

            I . PERMASALAHAN

1.                       1.  Masalah Indonesia Jelang Olimpiade 2016


Persiapan kontingen Indonesia menuju ajang Olimpiade 2016, masih terus dilakukan. Beberapa atlet dari cabang olahraga (cabor) sudah berhasil lolos ke putaran final yang akan digelar di Rio de Janeiro, Brasil, mulai tanggal 5 hingga 21 Agustus 2016 mendatang.
Lima bulan jelang Olimpiade, Chief de Mission (CdM) Olimpiade 2016, Raja Sapta Oktohari, beserta timnya, kini dihadapkan pada segudang permasalahan. Salah satunya tentu masalah dana. Dana yang dibutuhkan Rp 51.000.000.000
Sadar akan kesulitan yang dihadapi, Oktohari yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), mengaku akan meminta dukungan sponsorship dari beberapa perusahaan di Indonesia.
Di sisi lain, permasalahan minimnya jumlah kuota kontingen yang diberikan penyelenggara, harus diselesaikan oleh pihak KOI dan CdM. Sebab, tidak semua ofisial cabor bisa ikut serta masuk dalam venue di Olimpiade nanti.
Dodi menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih berusaha untuk bisa mendorong agar para ofisial cabor bisa mendampingi atletnya di Olimpade. Sebab, ofisial adalah faktor penting keberhasilan setiap atlet dalam suatu pertandingan.
Dodi juga mengatakan, rasio jumlah kontingen yang bisa berangkat ke Brasil adalah setengah dari jumlah atlet yang ikut serta dalam pertandingan.
"Soal kuota kontingen, kita masih berusaha untuk mengikutsertakan. Karena, tidak mungkin atlet bertanding tanpa pelatih atau fisioterapis," ujar Dodi.
"Tapi, aturan inilah yang diberlakukan penyelenggara di sana. Kita tetap mendorong agar ofisial ini bisa ikut semuanya. Berarti, kalau ofisial tidak bisa masuk (venue pertandingan) kita harus menyediakan tiket. Hal ini lah yang sampai saat ini masih kita usahakan," tutur Dodi.


2.      MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan menjadi salah satu faktor penentu kemajuan bangsa. Sayangnya, pendidikan di Indonesia masih belum merata dan membutuhkan peningkatan kualitas.
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 akan sangat berdampak untuk pendidikan di indonesia, khususnya tahun 2016. Motivator dan trainer pendidikan, Namin AB Ibnu Solihin menyebutkan, ada  permasalahan pendidikan yang masih dihadapi di Indonesia.
"Masalah pertama adalah kurikulum. Sebenarnya pergantian kurikulum itu perlu karena merupakan inovasi dari kurikulum sebelumnya," ujarnya saat menjadi pembicara di Indonesia Youth Conference (IYC) 2015.
Namin berpendapat, kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bagus, namun sistem penilaiannya rumit. Selain itu, CEO gurubicara.com ini juga menyayangkan dihapuskannya pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada kurikulum 2013.
"Padahal menghadapi MEA itu keterampilan menggunakan teknologi sangat penting. Sehingga saya sendiri akan menyetujui diberlakukannya kurikulum 2013, tentunya dngan beeberapa perbaikan," lanjutnya.
Permasalahan berikutnya, yakni guru. Menurut dia, guru merupakan ujung tombak pendidikan. Tetapi, saat ini guru minim mendapatkan pelatihan yang aplikatif dan berkualitas.
"Guru banyak yang masih mengajar pakai cara zaman dahulu, padahal sekarang sudah zaman digital. Ditambah siswa yang dihadapinya lahir di zaman digital. Praktik mengajar seperti ini kebanyakan terjadi di sekolah-sekolah negeri. Bahkan, kepala sekolahnya sendiri banyak yang usinya tua, dan sudah hampir pensiun," tuturnya.

3.      Peluang untuk digulirkannya ISL tertutup pada tahun ini, PSSI pun memaklumi inisiatif klub tentang ISC.

PSSI sempat merencanakan untuk menggulirkan Indonesia Super League seiring dengan ditolaknya kasasi Kemenpora oleh Mahkamah Agung. Tapi, rencana PSSI tak sesederhana itu bisa dijalankan.
Indonesia Soccer Championship sudah terlanjur dirancang lewat inisiatif klub anggota PSSI yang mendambakan sepakbola kembali bergulir. Perencanaan ISC yang dioperatori oleh PT Gelora Trisula Semesta pun sudah matang dan akan bergulir pada akhir April ini.
"Karena kepentingan implementasi sponsor dan hal lain sebagainya, maka sudah tidak mungkin untuk hal itu," ucap Joko Driyono selaku CEO GTS, tentang mengubah ISC menjadi ISL.
zwan Karim selaku sekjend PSSI pun merespons hal tersebut dengan menegaskan bahwa PSSI sepenuhnya mendukung keinginan klub yang menginginkan adanya kegiatan sepakbola. Sehingga, merelakan ISL kemungkinan baru kembali digeber 2017 nanti.
"Kita kembalikan ke Komek (Komite Eksekutif) dan Ketum (Ketua Umum). Pak La Nyalla juga sudah tahu. ISC ini kan keinginan anggota, PSSI itu intinya kan anggota. Anggota melihat ini (ISC) sebagai kesempatan untuk menggulirkan lagi sepakbola.
"Iya menjadi ISL 2017. Gak ada masalah," tambahnya menegaskan.




II . LATAR BELAKANG
1.               1.     Masalah Indonesia Jelang Olimpiade 2016

 Ditemui dalam sesi temu awak media di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Kamis 10 Maret 2016, Oktohari beserta Sekretaris Jenderal KOI, Dodi Iswandi, mengakui jika pihaknya masih terkendala permasalahan dana.
"Kalau soal dana, sebenarnya kita membutuhkan dana Rp51 miliar dan itu kita sudah kasih pengajuannya ke Kemenpora. Sampai saat ini kita masih menunggu kabar dari Kemenpora, semoga kita dapat kabar dari Kemenpora minggu depan," kata Oktohari kepada Wartawan.

2.      MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA
Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dicapai karena setiap negara menginginkan adanya proses perubahan perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara. Percepatan tersebut, mulai dari melakukan pembenahan internal kondisi  perekonomian disuatu negara bahkan sampai melakukan kerjasama internasional dalam segala bidang untuk dapat memberikan kontribusi positif demi percepatan pertumbuhan ekonomi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor sumber daya manusia, faktor sumber daya alam, faktor ilmu pengetahuan dan teknologi, faktor  budaya dan faktor daya modal. Lalu, jika melihat bagaimana Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat dimaksimalkan untuk itu Indonesia. Faktor terpenting adalah pendidikan.

3.      Peluang untuk digulirkannya ISL tertutup pada tahun ini, PSSI pun memaklumi inisiatif klub tentang ISC.
Klub-klub profesional Indonesia tak mempermasalahkan perubahan nama Indonesia Soccer Championship (ISC) menjadi Indonesia Super League (ISL) pada 2016 ini. Yang terpenting bagi klub, segera bergulir kembali liga atau kompetisi reguler yang setahun vakum seiring pembekuan PSSI. Tetapi pemerintah dengan PSSI masih berumusuhan untuk menguasain kekuasaan sepak bola di indonesia. Sehingga membuat liga atau kompetisi regular menjadi berhenti.






III . Solusi Menurut Penulis


      1.     Masalah Indonesia Jelang Olimpiade 2016

Sebaiknya jangan hanya meminta dukungan dari beberapa perusahaan, tapi dari teman-teman di seluruh Indonesia dan pemerintah (kemenpora) juga harus membantu memberikan dana. Ini kan kebutuhan kita untuk mendukung para atlet untuk mengibarkan Merah Putih di Olimpiade

2.      MASALAH PENDIDIKAN INDONESIA
Harus ada perbaikan atau revisi di kurikulum 2013 dengan menambahkan pelajaran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sehingga semua siswa/i bisa memahami dan menggunakan teknologi zaman sekarang ini. Lalu guru pun juga harus mempunyai skill aplikatif untuk menggunakan teknologi minimal harus bisa menggunakan proyektor untuk mengajar siswa/i.
Ketiga, kata Naiman, budaya literasi di kalangan guru masih sangat lemah. Sedangkan permasalahan keempat buku teks pelajaran yang digunakan masih lower order thinking skill (LOTS).
"Misalnya, membahas tentang sunat. Buku di Indonesia masih sekadar membahas apa itu sunat. Padahal kalau buku di luar negeri sampai detail membahas siapa orang pertama yang disunat dan sebagainya," tandas pria yang pernah menjadi guru lebih dari 10 tahun tersebut.

3.      Peluang untuk digulirkannya ISL tertutup pada tahun ini, PSSI pun memaklumi inisiatif klub tentang ISC.
Sebaiknya PSSI dengan Pemerintah (kemenpora) harus bersikap bijaksana dan saling membagi kekuasaan sehingga tidak menggangu kompetisi sepak bola di Indonesia. Jika bisa saling bersatu untuk membangun sepak bola di indonesia, sehingga tidak ada intimidasi lagi.